Scroll Untuk Lanjut Membaca
Sejarah Kalimantan Timur Yang Dimulai Sejak Zaman Glasial Sampai Kerajaan Kutai

Sejarah Kalimantan Timur bisa dikatakan sangat tua bahkan sampai berumur ribuan tahun jika dikaji secara perjalanan Zaman.

Para ahli sejarah mengatakan bahwa wilayah Kalimantan Timur telah dihuni manusia sejak zaman es (glasial).

Penduduknya ketika itu adalah dari ras Negrid Weddid yang sekarang sudah tidak ada lagi generasinya.

Sekitar 3000 tahun sebelum masehi datang dan tinggal di wilayah Kalimantan Timur kelompok Proto Melayu atau Melayu Tua.

Sekitar tahun 500 sebelum masehi, datang kelompok migran kedua, yaitu, kelompok Deutro-Melayu atau Melayu Muda.[3]

Kerajaan Kutai

Kalimantan Timur yang telah berupa kesatuan politik adalah bermula dari Kerajaan Kutai Martadipura atau Kutai Martapura.

Kerajaan ini berdiri pada abad ke-4 (sekitar 300 masehi) di Muara Kaman. Ketika itu, Kutai Martadipura telah menjalin hubungan dengan India,

Sehingga tidak mengherankan jika Kutai Martadipura merupakan pusat penyebaran agama Hindu, selain juga merupakan pusat perdagangan.

Pendiri Kerajaan Kutai adalah Kundungga yang merupakan seorang pembesar dari Kerajaan Campa (Kamboja),

Sedangkan raja pertama yang resmi berkuasa di Kerajaan Kutai adalah Aswawarman karena sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai dan diberi gelar “Wangsakarta”, yang artinya pembentuk keluarga.

Aswawarman mempunyai 3 orang putra, salah satunya bernama Mulawarman.

Ketika Maharaja Mulawarman berkuasa, Kerajaan Kutai Martadipura mengalam zaman kejayaan dan menjadi kerajaan yang besar.

Kebesaran Kerajaan Kutai terbukti dengan adanya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut:

Setiap tahun raja mengadakan upacara sedekah yang dilakukan di Waprakeswara. Waprakeswara adalah sebidang tanah yang dianggap suci.

Raja mebagi-bagikan hadiah dengan seadil-adilnya kepada para brahmana berupa emas, tanah, dan ternak.

Sebaliknya, rakyat menyampaikan tanda terima kasih kepada raja dengan cara:

  • Mengadakan kenduri untuk keselamatan raja
  • Mendirikan tugu prasasti yang berisi tulisan-tulisan tentang kebesaran raja.

Maharaja Mulawarman memperluas wilayah kerajaanya dengan cara menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya.

Raja-raja yang ditaklukkannya harus menyerahkan upeti kepada raja Mulawarman.

Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa.

Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang ibu kotanya pertama kali berada di Kutai Lama (Tanjung Kute).

Kutai Kartanegara inilah, pada tahun 1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama.

Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam yang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.

Keruntuhan Kerajaan Kutai Martadipura memberikan kesempatan bagi daerah-daerah pedalaman yang sebelumnya berada dalam kekuasaan Kutai Martadipura dapat melepaskan diri.

Kemudian membentuk kerajaan-kerajaan sendiri selain ada pula yang menggabungkan diri dengan Kerajaan Kutai Kartanegara.

Reporter: pandalungan