Konflik internasional semakin rumit setelah banyak negara menyerukan perdamaian untuk Palestina dan Israel.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu akhirnya memberikan pernyataan resmi.
Terkait sejumlah serangan yang dilakukan Israel di Timur Tengah, Selasa hingga Rabu kemarin.
Diketahui Israel melakukan serangan udara di Beirut Lebanon yang menewaskan seorang pimpinan senior Hizbullah, Fuad Shukr.
Banyak yang meyakini Israel terlibat dalam pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.
Netanyahu mengatakan Israel telah memukul telak proksi Iran selama beberapa hari terakhir, termasuk Hamas dan Hizbullah.
Dia tidak menyebutkan pembunuhan Haniyeh, di mana kejadian itu memicu ancaman balas dendam terhadap Israel.
Serta meningkatkan kekhawatiran bahwa konflik di Gaza berubah menjadi perang Timur Tengah yang lebih luas.
Kematian Haniyeh dapat menggagalkan proses negosiasi untuk gencatan senjata di Gaza.
Karena dia merupakan salah satu sosok pengawas dalam proses perdamaian itu.
Sebelumnya Negosiasi selama berbulan-bulan yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS) antara Hamas dan Israel.
Dianggap gagal untuk mengamankan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.
Saat ini dari 251 orang yang disandera pada tanggal 7 Oktober, 111 masih ditahan di Gaza.
Diantaranya termasuk sejumlah 39 yang telah dipastikan tewas oleh militer Israel.
“Jika Haniyeh dikeluarkan sekarang, sulit untuk melihat bagaimana hal itu akan menghasilkan sesuatu.
Bisa jadi radikalisasi lebih lanjut dalam gerakan tersebut”, kata Hugh Lovatt, seorang analis di Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri.
“Haniyeh memang mewakili arus yang lebih moderat dan pragmatis dalam Hamas”, katanya.
“Paling tidak, itu berarti bahwa kesepakatan gencatan senjata dengan Israel sekarang sama sekali tidak mungkin,” imbuh Lovatt.
Perlu diketahui, serangan Israel ke Gaza telah menewaskan sedikitnya 39.445 orang. Sebagian besar korban jiwa adalah anak-anak dan dewasa.
Masyarakat dunia berharap agar semua bentuk kekerasan bisa segera diselesaikan agar tidak menambah korban jiwa.