Scroll Untuk Lanjut Membaca
Busana Tari Singo Ulung Beserta Makna Yang Terkandung Didalamnya, Mengajarkan Kesetiaan, Keberanian dan Tanggung Jawab

 

Para leluhur terdahulu selalu memiliki berbagai nilai filosofis yang terkandung dalam setiap karya yang diciptakan.

Tarian Singo Ulung merupakan tarian tradisional dengan menggunakan kostum mirip singa serta diiringi oleh tetabuhan.

Singo Ulung memiliki kemiripan dengan kesenian yang ada di daerah Jember, yaitu Can-Macanan Kaddhu’.

Namun, perbedaannya terletak pada kostum singa yang digunakan. Can-Macanan Kaddhu’.

Memiliki beberapa unsur warna yang beragam seperti putih, hitam, dan kuning. Sedangkan kostum pada Tarian Singo Ulung hanya berwarna putih.

Cerita yang melatarbelakangi terbentuknya tarian tersebut juga berbeda.

Can-Macanan Kaddhu’ diduga berasal dari tradisi para pekerja kebun yang berusaha menjaga kebun dari serangan binatang buas.

Sehingga para pekerja tersebut menggunakan kostum mirip singa untuk mengusir hewan yang akan merusak kebun.

Sedangkan Tarian Singo Ulung berasal dari cerita mengenai seorang tokoh yang memimpin Desa Blimbing, Bondowoso, Jawa Timur.

Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam cerita Singo Ulung berupa nilai kepribadian, nilai religiusitas, dan nilai sosial.

Nilai kepribadian yang terkandung di dalamnya berupa keberanian hidup, tanggung jawab, dan kesetian.

Sedangkan nilai religiusitas yang terkandung dalam cerita Singo Ulung adalah manusia yang selalu ingat kepada Tuhan dan ketaatan manusia terhadap Tuhan.

Nilai sosial yang terkandung da;am cerita tersebut berupa kerukunan, gotong royong, kepatuhan terhadap adat, dan tolong menolong.

Tidak hanya nilai-nilai, cerita Singo Ulung juga memiliki fungsi bagi masyarakat Bondowoso khususnya Desa Blimbing.

Fungsi-fungsi tersebut meliputi keteladanan seorang pemimpin, sebagai penghormatan terhadap leluhur, alat pelestarian budaya, sebagai alat pendidikan nilai budaya, sebagai alat pendidikan sejarah, dan sebagai hiburan.

Keberadaan cerita Singo Ulung menuntut adanya ritual yang harus dilakukan oleh masyarakat.

Kegiatan yang dilakukan adalah ziarah makam setiap malam Jumat manis serta prosesi bersih desa dengan memiliki serangkaian acara di dalamnya yang wajib dilaksanakan setiap tahun.

Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap pemimpin yang disegani oleh masyarakat sesuai dengan cerita yang ada dan telah tersebar di masyarakat.

Meski cerita Singo Ulung terdapat beberapa versi cerita, hal tersebut pula yang menunjukkan bahwa cerita rakyat Singo Ulung disebarkan secara lisan dari generasi ke generasi.

Reporter: pandalungan