Pembangunan dan pemaksimalan potensi daerah bisa bermanfaat untuk menghasilkan dalam sektor ekonomi.

Scroll Untuk Lanjut Membaca
Geopark Ijen Menjadi Bagian Dari UNESCO Global Geopark (UGG), Berikut Penjelasan Bupati Banyuwangi

Karena akan banyak pengunjung yang melakukan wisata ke daerah tersebut dengan berbagai orientasi.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memaparkan bagaimana Geopark Ijen bertransformasi serta keterlibatan semua pihak termasuk masyarakat dalam program-program hingga menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark (UGG).

Bupati Ipuk menyampaikan dalam acara International Geopark Symposium, yang digelar di Kampus Poliwangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin.

“Bagi Banyuwangi, Geopark Ijen merupakan taman bumi yang tak hanya memiliki keunikan bentang alam dan kekayaan budaya, namun juga didukung dengan semangat mewujudkan wisata berkelanjutan atau sustainable tourism,”

Disamaikan ipuk di hadapan ratusan mahasiswa, akademisi dan peneliti dari berbagai kampus mancanegara dan dalam negeri.

Menurut Ipuk, konsep pengembangan Geopark Ijen menekankan upaya konservasi.

Mengajak masyarakat berperan serta melindungi dan meningkatkan fungsi potensi alam untuk pembangunan ekonomi lokal.

Ia mencontohkan, Banyuwangi banyak mengemas even sport tourism seperti Ijen Green Run, balap sepeda International Tour De Ijen, Geopark Ijen Downhill, dan lainnya yang menyandingkan aktivitas olahraga dengan potensi alam Banyuwangi.

“Simposium ini akan menjadi komitmen kita bersama. Mulai dari perguruan tinggi, pengelola geopark, swasta, dan pegiat geosite.

Untuk memperkuat jejaring geopark di Indonesia dan dunia serta dukungan pembangunan berkelanjutan,” kata Ipuk.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid mengapresiasi langkah Pemkab Banyuwangi dalam upaya pengembangan Geopark Ijen.

Tidak hanya menjaga kelestariannya, namun juga berupaya memberikan dampak bagi kesejahteraan masyarakat.

Wafid mengatakan Indonesia memiliki 10 UGG dan itu merupakan yang terbanyak di Asia Tenggara.

Kualitas geopark Indonesia tidak kalah baik dari sisi kondisi alamnya maupun pengelolaannya.

“Namun tetap harus didorong peningkatan program-program inovasi edukasi.

Juga peningkatan ekonomi melalui pemberdayaan masyarakat dan aktivitas pariwisata. Sebagaimana yang dilakukan di Banyuwangi ini,” kata Wafid.

“Banyuwangi mengembangkan bukan hanya Gunung Ijen, tapi juga potensi-potensi yang berdampak ke masyarakat.

Upaya yang dilakukan Banyuwangi dalam mempromosikan, selain menarik pariwisata juga menarik minat untuk riset,” katanya menambahkan.

Simposium ini diikuti oleh 160 peserta tidak hanya sejumlah Universitas di Indonesia, namun juga perwakilan dari Malaysia dan China.

Turut hadir jaringan Geopark Indonesia, Australian Geoscience Council, serta UNESCO Geopark Youth Forum.

Dalam simposium itu turut menghadirkan narasumber Presiden UNESCO Geopark Youth Forum Emmanuel, Deo Silalahi, Koordinator Kelompok Kerja Geosains KNGI (Komisi Nasional Geopark Indonesia) Dr. Asep K. Permana, dan Dr. Young dari Australian Geoscience Council.

Reporter: pandalungan