Untuk mendamaikan negara yang berperang maka diperlukan peran dari pihak lain sebagai mediator.
Hal itu disebabkan karena negara yang berperang memiliki alasan yang kuat sehingga harus saling menghancurkan,
Gerakan Palestina Hamas menolak undangan dari AS, Qatar, dan Mesir untuk berpartisipasi dalam putaran terakhir pembicaraan dengan Israel.
Tentang gencatan senjata di Jalur Gaza pada 15 Agustus, lapor portal Axios, mengutip pernyataan gerakan tersebut.
Mesir, Qatar, dan AS mengajak kedua belah pihak yakni menyerukan Israel dan Hamas.
Agar melanjutkan diskusi mengenai ketentuan gencatan senjata pada 14-15 Agustus 2024.
Pemimpin dari tiga negara menyatakan siap untuk mengajukan proposal akhir guna mencapai kesepakatan.
Axios juga melaporkan bahwa Hamas menyebutkan syarat-syarat baru yang diajukan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Terkait pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh, dan serangan terbaru Israel di Jalur Gaza yang menjadi alasan keputusannya.
Seorang pejabat senior Israel yang terlibat dalam negosiasi mengatakan kepada publikasi tersebut bahwa.
Pernyataan Hamas adalah “langkah taktis menjelang kemungkinan serangan oleh Iran dan Hizbullah serta upaya mendapatkan syarat yang lebih baik dalam kesepakatan.”
“Jika Hamas tidak datang ke meja perundingan, kami akan terus menghancurkan kekuatan mereka di Gaza,” kata pejabat Israel tersebut seperti yang dikutip oleh publikasi tersebut.