Kebudayaan bangsa harus dilestarikan oleh semua pihak yang ada di Indonesia
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendekatkan anak muda, termasuk generasi Z, dengan warisan budaya Indonesia.
Hal itu dilakukan dengan pengemasan secara kreatif melalui Festival Indonesia Bertutur 2024.
“Caranya harus kreatif dan terbuka sesuai watak anak muda,” ucap Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek Ahmad Mahendra di Gianyar, Bali, Jumat.
Anak muda perlu dikenalkan dengan warisan budaya, termasuk seni tradisi dengan sentuhan kekinian, ucapnya.
Ia mengharap Festival Indonesia Bertutur 2024 yang diadakan di Bali menjadi media menarik anak muda mengenali budayanya.
Dalam festival dua tahun sekali itu, warisan budaya ditampilkan lebih kreatif, termasuk menampilkan karya instalasi yang beragam.
Kemudian “Bentuknya bisa berbeda-beda tetapi akar budayanya tetap dapat dilihat,” ucapnya.
Festival itu diadakan sejak 2022 di Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Menginspirasi setelah objek wisata sejarah itu ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh Organisasi PBB Bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Budaya (UNESCO).
Pada 2024 di Bali, festival itu terinspirasi kearifan lokal Subak atau sistem irigasi pertanian di Bali.
Dimana Subak saat ini juga ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Pelaksanaan Festival Indonesia Bertutur 2024 meliputi sembilan program utama.
Kegiatan tersebut dibuka pada 7 Agustus dan berlangsung hingga 18 Agustus 2024.
Kegiatan itu bertempat di tiga lokasi berbeda di “Pulau Dewata”, yakni Batubulan dan Ubud, Kabupaten Gianyar dan Nusa Dua, Kabupaten Badung.
Selain program Maha Wasundari yang ditampilkan pada Rabu (7/8) saat pembukaan.
Ada program Kathanaya pada 8-9 Agustus dengan menampilkan seni tutur yang mencakup nilai kearifan lokal serta sejarah panjang bangsa Indonesia.
Di Ubud diadakan empat program, yakni Visaraloka yang berlangsung pada 7-18 Agustus.
Yakni dengan menampilkan program Eksibisi Expanded Media dan Seni Performans.
Selain itu, Layarambha berlangsung pada 8-13 Agustus melalui festival seni gerak dan tari dalam bingkai sinematografi yang salah satunya menampilkan karya aktris Dian Sastrowardoyo.
Ekayana berlangsung pada 9-13 Agustus dengan menyuguhkan penampilan tiga seniman musik dalam kolaborasi, tiga seniman teater monolog, dan tiga penari solo/tunggal.
Kemudian Samaya Sastra yang menjadi wadah ruang untuk program sastra dan pembacaan puisi berlangsung pada 12-13 Agustus.
Di Nusa Dua diselenggarakan tiga program, yaitu Anarta, Kiranamaya, dan Virama yang berlangsung pada 14-18 Agustus.
Anarta suatu panggung terbuka yang mementaskan karya-karya baru dari ranah musik, tari, dan teater.
Acara semakin meriah dengan mengundang seniman- seniman besar dari dalam dan luar negeri.