Kerjasama antara dunia pendidikan dan swasta harus dilakukan untuk membuka wawasan peserta didik.
Dunia kerja memiliki perbedaan dengan waktu kuliah karena lingkungannya juga berbeda.
Banyak hal yang bisa dilakukan ketika institusi pendidikan memberikan wawasan kerja.
Paling tidak mereka bisa menyiapkan segala sesuatunya sebelum memasuki dunia kerja.
Situasi sosial yang ada di lingkungan kerja serta target perusahaan menjadi perhitungan yang harus disiapkan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek memaparkan kepada publik.
Terkait capaiannya melalui kegiatan Ekspose Pendidikan Vokasi 2020-2024 dan Evaluasi Capaian Pelaksanaan Program Semester I Tahun 2024.
Dalam rilis yang disiarkan langsung oleh Kemendikbudristek di Jakarta pada Sabtu.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati mengungkapkan.
Salah satu tugas Kemendikbudristek adalah menyiapkan Generasi Emas 2045.
“Tugas kita adalah memfasilitasi satuan pendidikan vokasi termasuk menghadirkan praktisi mengajar.
Hal itu perlu dilakukan karena inspirasi bisa datang dari mana saja,” kata Kiki.
Diperlukan jalan baru pemajuan pendidikan vokasi yang lebih responsif, relevan, inklusif, inovatif, dan efektif.
Karena itu, tiga fokus transformasi pendidikan vokasi meliputi sekolah menengah kejuruan (SMK), perguruan tinggi vokasi (PTV), serta lembaga kursus dan pelatihan (LKP).
Dalam kurun 2020-2024 hampir 50% dari siswa SMK telah mendapatkan pembelajaran unggul dan relevan.
Melalui kerja sama erat dengan 975 industri, 680 SMK melaksanakan program SMK Produk Kreatif dan Kewirausahaan.
11.496 SMK telah mengembangkan teaching factory (Tefa), dan 391 SMKN menjadi SMK berstatus badan layanan umum daerah (BLUD).
Pada jenjang perguruan tinggi, ia menyebutkan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mendorong pelaku industri.
Agar terlibat aktif dalam perkembangan penelitian PTV melalui program Matching Fund.
Pihaknya mencatat ada 725 mitra industri telah berkontribusi dengan total dana sebesar Rp279,12 miliar.
Adapun melalui Competitive Fund (CF), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi berhasil membantu 386 program studi (prodi) dalam meningkatkan kompetensi SDM dan kapasitas kelembagaan.