Mencari ikan di laut tidak hanya memerlukan keberanian saja tetapi juga keahlian dalam memprediksi cuaca.

Scroll Untuk Lanjut Membaca
Program Nasional Sekolah Lapang Cuaca Nelayan Bermanfaat Saat Mencari Ikan Ditengah Laut, Bisa Memprediksi Kemungkinan Hujan

Jika bisa memprediksi cuaca maka mereka bisa terhindar dari halangan saat mencari ikan.

Kepala Pusat Meteorologi Maritim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Eko Prasetyo mengatakan.

Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) merupakan program nasional yang sangat penting bagi nelayan.

“SLCN ini program prioritas nasional yang diamanahkan ke BMKG, memiliki tiga tujuan utama,”.

Pernyataan itu diucapkan Eko Prasetyo usai pembukaan SLCN Tahun 2024 Kabupaten Cilacap di Gedung PGRI “Dwijaloka” Cilacap, Jawa Tengah, Selasa siang.

Menurut dia, tujuan yang pertama berupa memahamkan nelayan khususnya peserta SLCN.

Untuk bisa memanfaatkan teknologi dan menggabungkan kearifan lokal dalam beraktivitas melaut.

Sementara tujuan yang kedua, diharapkan tidak ada lagi kecelakaan laut akibat ketidaktahuan nelayan mengenai cuaca ekstrem.

“Ini harus dipahami jika ada cuaca ekstrem, nelayan tidak perlu memaksakan diri beraktivitas. Ini sebagai kemanfaatan dalam perencanaan berlayar,” katanya.

Selanjutnya tujuan yang ketiga, kata dia, meningkatkan kesejahteraan nelayan itu sendiri.

Menurut dia, teknologi yang dibangun BMKG melalui Indonesian Weather Information for Shipping (INA-WIS) menampilkan wilayah yang banyak ikannya.

“Termasuk jenis ikan apa yang mau ditangkap. Sementara ada empat jenis ikan yang disediakan di INA-WIS ini.

Yang pertama adalah mackerel tuna, kemudian bigeye tuna, juga ada skipjack tuna, kemudian ada jenis ikan lain yang meliputi selain tiga jenis tersebut,” katanya.

Ia mengharapkan nelayan memanfaatkan INA-WIS karena bisa memilih daerah tangkapan yang aman dan jenis ikan yang akan ditangkap.

Dengan demikian, kata dia, angka keselamatan diharapkan dapat meningkat dan akhirnya kesejahteraan nelayan pun meningkat.

“Di SLCN ini dipahamkan bahwa nelayan yang hebat itu bukan yang pemberani, tapi yang mengerti terhadap keselamatan.

Itu nelayan yang hebat, harus diubah paradigmanya, tidak hanya pemberani, tetapi mengerti terhadap informasi cuaca maritim yang akan dilalui mereka dalam melaut,” kata Eko.

Sementara itu, anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti mengatakan program SLCN dilaksanakan secara rutin setiap tahun sejak 2019.

Dia mengaku bersyukur karena Kabupaten Cilacap setiap tahunnya mendapatkan program SLCN yang diselenggarakan oleh BMKG.

“Saya sih berharap tidak hanya satu kali, bisa dua kali, bisa tiga kali, bahkan maksimal, walaupun mungkin susah dibagi-bagi se-Indonesia,” katanya.

Dia mengakui jumlah peserta SLCN setiap tahunnya terbatas, sehingga para alumninya dapat menjadi agen BMKG dalam transfer informasi dan teknologi.

Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pihaknya bersama anggota Komisi V DPR RI lainnya dalam setiap pembahasan anggaran berkomitmen untuk meningkatkan anggaran bagi BMKG dan Basarnas.

Reporter: pandalungan